Posted in

Tangan yang Kukenal

Tangan yang Kukenal
Tangan yang Kukenal

Tahun 2024. Hidup Naura berjalan seperti biasa: rutinitas rumah tangga, membesarkan anak-anak, dan menjadi istri yang, sejauh yang ia tahu, setia dan dipercaya. Sampai suatu sore, Allah seperti sengaja membukakan mata hatinya lewat dunia maya yang tak pernah ia curigai sebelumnya.

Di sela waktu senggang, jari-jarinya menggulir layar Facebook. Entah kenapa, algoritma yang tak pernah dipahaminya itu menampilkan akun perempuan asing. Tidak ada yang mencolok. Wajahnya tidak terlalu cantik, tapi juga bukan biasa-biasa saja. Naura hampir melewatkannya, sampai satu unggahan membuat napasnya tercekat.

Sebuah foto sederhana: dua tangan saling menggenggam erat di atas meja kayu kafe. Tapi bukan tangan perempuan itu yang membuat dada Naura sesak, melainkan tangan laki-laki yang bersamanya.

Itu… tangan suaminya. Tangan yang ia kenal selama lebih dari sepuluh tahun. Tangan yang mengusap lembut kepalanya saat ia sakit. Tangan yang menggandengnya saat menyeberang jalan. Tidak salah. Tidak mungkin salah.

Naura menahan napas. Ia membuka akun suaminya. Menggali postingan lama. Lalu… klik. Satu foto yang pernah dilihatnya sebelumnya, tapi kini terasa berbeda. Sebagian foto itu seperti dicrop. Setengah bahu perempuan tampak menggantung aneh di sisi kanan. Dengan naluri yang tak bisa dibohongi, Naura membuka dua foto itu secara berdampingan.

Klop.

Dada Naura bergetar hebat. Lututnya terasa lemas. Foto itu… berasal dari momen yang sama. Tapi yang satu menampilkan genggaman penuh cinta. Yang satu lagi menyembunyikan dosa.

Saat itulah dunia Naura runtuh. Pecah seperti kaca, hancur menjadi serpihan kecil yang tak bisa dikumpulkan kembali. Ia merasa seperti perempuan paling bodoh di dunia. Betapa selama ini ia menutup mata, mempercayai kebohongan demi kebohongan.

Dengan tangan gemetar, Naura meninggalkan komentar di unggahan perempuan itu. Hanya satu kalimat, dingin dan penuh luka:

“Semoga kelak Allah balas di akhirat dengan adil.”

Tak lama kemudian, akun itu menghilang dari daftar pertemanannya. Diblokir. Secepat angin menutup pintu rahasia yang sudah terlanjur terbuka.

Namun bagi Naura, luka itu tak akan tertutup semudah itu.


Image by bruce lam from Pixabay