Posted in

Viral Itu Sesaat, Hidup Terus Jalan

Viral Itu Sesaat, Hidup Terus Jalan
Viral Itu Sesaat, Hidup Terus Jalan

Namanya Rani. Usianya 27 tahun waktu pertama kali kuceritakan kisah ini. Ia bekerja sebagai cleaning service di sebuah pabrik di Jepang, kota kecil di pinggiran Osaka. Hidupnya sederhana, tapi penuh semangat. Kalau shift sore atau malam, paginya ia manfaatkan untuk hal-hal yang ia suka. Salah satunya: makeup.

“Bukan buat kerja, cuma hobi,” katanya suatu hari sambil mengirimi aku video tutorialnya lewat DM. Tekniknya lumayan, meski alat-alatnya cuma seadanya. Tapi yang bikin beda, Rani punya gaya bicara yang nyantai, lucu, dan apa adanya.

Sampai suatu hari, satu video tutorial makeup “gaya kantoran ala Jepang” yang ia unggah mendadak viral. Bukan cuma viral… meledak.

60 juta views dalam seminggu.
Follower naik jadi 250 ribu.
Media lokal Indo mulai meliput. Bahkan ada channel YouTube yang ngulas videonya.

“Aku pengen serius jadi beauty influencer,” katanya padaku, matanya penuh semangat.
“Nggak mau kerja di pabrik lagi.”
Aku sempat bilang, “Pikir-pikir dulu, Ran. Viral itu bisa sesaat loh.”
Tapi ia yakin. Ia resign.
Lalu pulang ke Indonesia, bawa semua harapan dan cita-cita barunya.

Awalnya semua terlihat menjanjikan. Konten masih banyak yang like. Tapi makin ke sini…

Like turun. Views makin sepi.
Dari 60 juta, jadi 20.
Dari 250 ribu follower, yang nonton cuma 800 orang.
Brand yang dulu sempat DM cuma “love react” doang.
Gak ada endorse, gak ada job, dan… gak ada pemasukan.

Tabungan menipis.
Rani mulai jual alat makeup-nya satu per satu.
Sampai akhirnya dia kerja lagi—kali ini bukan di Jepang, tapi jadi kasir di minimarket dekat rumahnya.

“Aku gak nyesel, tapi aku belajar,” katanya padaku lewat chat.
“Jadi viral itu bukan berarti jadi sukses. Kadang itu cuma momen… yang lewat. Yang bertahan tuh kerja kerasnya.”


Pesan cerita ini sederhana:
Jangan gampang tergiur sama gemerlap dunia maya. Viral itu bukan jaminan hidup enak. Influencer sukses bukan karena viral sekali, tapi karena konsisten, kerja keras, dan adaptif.

Jangan kayak Rani. Atau kalau pun sudah terlanjur seperti Rani, pastikan kalian bisa bangkit lebih bijak lagi.


Photo by Adem AY on Unsplash