Posted in

Yang Tersisa untuk Sera

Yang Tersisa untuk Sera
Yang Tersisa untuk Sera

Bagian 1: Rumah yang Tak Lagi Sama

Sera berdiri di depan kaca, mengusap perutnya yang membuncit tujuh bulan. Di dalam sana, bayi kecil yang sudah ditunggunya selama tiga tahun pernikahan dengan Rama sedang bergerak pelan. Tapi hati Sera terasa kosong. Sejak tahu dirinya hamil, Rama hanya pulang malam, jarang menemaninya ke klinik, dan bahkan lupa jadwal kontrol kandungan yang penting.

“Maaf, Sayang… lagi banyak kerjaan di kampus,” begitu alasan Rama setiap kali Sera bertanya.

Tapi hari Jumat itu, semua potongan puzzle mulai terbentuk. Rama tak bisa dihubungi seharian. Sabtu pagi, ia pulang dengan mata lelah, membawa kantong oleh-oleh seadanya. Tapi ada bekas noda darah kecil di ujung bajunya. Ketika Sera bertanya, Rama hanya menjawab singkat, “Teman di kampus kecelakaan.”

Sera diam. Tak curiga. Tapi hatinya terasa makin jauh.


Bagian 2: Anak Itu Lahir Duluan

Enam bulan setelah itu, anak pertama Sera lahir. Perempuan. Cantik. Mirip Rama. Tapi Rama terlihat biasa saja. Tak ada air mata bahagia. Tak ada tatapan haru. Dia datang ke rumah sakit hari Minggu, padahal Sera melahirkan Jumat malam.

Ibunya mengelus bahu Sera, menenangkan. “Laki-laki memang kadang begitu. Mungkin grogi.”

Tapi hari demi hari berlalu, Sera merasa rumah tangganya seperti panggung sandiwara. Rama semakin jarang di rumah. Ia selalu bilang sedang mengajar. Kadang ada seminar, kadang ada kunjungan luar kota. Tapi Sera tahu, dia bukan suami yang sibuk. Dia hanya sibuk di tempat yang tak Sera tahu.


Bagian 3: Kebenaran yang Tertunda

Tahun 2025, dua belas tahun setelah pernikahannya, Sera menemukan sesuatu yang mengguncang hidupnya. Seorang teman lama mengirim foto lewat pesan pribadi: Rama sedang makan malam dengan seorang wanita dan anak-anak remaja. Bukan anak Sera.

“Aku pikir kamu udah tahu. Dia sudah menikah dengan dosennya sendiri, Bu Laksmi, sejak 2013.”

Sera nyaris menjatuhkan ponselnya. 2013? Tahun yang sama ketika ia baru hamil anak pertamanya. Berarti… selingkuhan Rama hamil duluan? Dan anak mereka lahir sebelum anak Sera?

Ingatannya melayang ke hari kelahiran anaknya… Rama yang tak datang, darah di baju, semua alasan kosong. Rupanya waktu itu Rama sedang sibuk mendampingi persalinan wanita lain.


Bagian 4: Yang Tersisa untuk Sera

Bu Laksmi. Janda dua anak. Dosen. Anggun dan cerdas. Sera mengenalnya dulu dari cerita-cerita Rama. Ternyata bukan hanya Sera yang mengenalnya. Tapi rumah yang kini ditempati Laksmi adalah hasil keringat suaminya. Mobil yang dipakai wanita itu—mobil baru—dibeli dengan tabungan yang seharusnya untuk masa depan Sera dan anaknya.

Sera terdiam. Di meja makan, anak perempuannya menyuap nasi pelan. “Ma… papa kapan pulang?”

Sera memandang putrinya. Hanya ada satu jawaban di hatinya: Tak ada lagi yang perlu ditunggu dari seseorang yang mengambil semua—dan menyisakan luka.


Image by chiplanay from Pixabay