Posted in

Sekali Lagi, Katanya…

Sekali Lagi, Katanya…
Sekali Lagi, Katanya…

Dulu, aku pernah punya cinta yang kubela habis-habisan. Kami pacaran lama, sampai melewati masa-masa remaja dan kuliah. Tapi semuanya berakhir begitu saja. Bukan karena tak cinta, tapi karena orang tuanya tidak merestui. Kami masih saling sayang, tapi kami juga sudah terlalu lelah untuk terus memperjuangkan sesuatu yang tak lagi punya arah. Kami memilih jalan masing-masing dengan luka yang masih hangat.

Dua bulan setelah kami putus, aku dengar dia taaruf dengan seorang ukhty yang katanya shalihah. Aku kaget. Bukan cuma karena begitu cepat, tapi karena aku tahu persis kebiasaannya: sering skip sholat, suka main game sampai pagi, dan jarang bicara soal agama. Tapi ya sudahlah. Mungkin itu jalannya. Mungkin dia memang ingin berubah.

Enam bulan setelah taaruf—delapan bulan sejak kami putus—dia menikah. Aku masih sendiri waktu itu, dan aku kira itu akhir dari semua kisah kami. Tapi tiga bulan setelah pernikahannya, dia hubungi aku lagi.

“Please, sekali aja. Kita staycation, cuma semalam,” katanya lewat WhatsApp.

Alasannya? Istrinya nggak mau BJ. Aku muak. Langsung aku blokir.

Waktu berjalan. Aku menikah. Lima tahun setelah dia menikah, dia hubungi aku lagi pakai nomor baru.

“Aku nggak pernah HS sama istriku. Sumpah. Sekali aja, tolong.”

Aku blokir lagi. Jijik.

Beberapa waktu lalu, dia muncul lagi. Katanya nggak minta apa-apa. Cuma ingin didengar. Katanya, udah belasan tahun menikah, tapi nggak pernah HS sama istrinya. Katanya.

Aku cuma bisa geleng kepala. Dulu dia laki-laki yang cukup aktif. Sekarang ngaku cuma bisa “solo” selama lebih dari sepuluh tahun? Sulit dipercaya. Antara dia sebenarnya baik-baik saja sama istrinya, atau dia udah jajan di luar. Entahlah. Mungkin dia cuma karang cerita buat bikin aku kasihan.

Yang jelas, aku jijik.

Dulu katanya “orang baik untuk orang baik”. Tapi kenyataannya? Ukhty yang katanya baik bisa juga dapet laki-laki yang brengsek. Dan ternyata, hijrah di luar belum tentu bersih di dalam.

Semoga semua ukhty dijaga dari laki-laki model begini. Yang pakai agama sebagai topeng, dan masa lalu sebagai alat manipulasi.

Aku? Aku sudah selesai.


Image by Henryk Niestrój from Pixabay