Posted in

Terlalu Sempurna

Terlalu Sempurna
Terlalu Sempurna

Cerita dikit, kalian pernah punya kisah soal nolak cowok? Ini kisah dari saya

Jadi, waktu itu aku dijodohin sama anak temennya papa. Awalnya biasa aja, kupikir ya bakal awkward atau basi gitu. Tapi pas papa kasih tau namanya dan nunjukin fotonya… aku langsung bengong.

Ternyata aku kenal.
Waktu SMP aku pernah jadi secret admirer dia. Dia tuh tipe cowok idaman sejuta umat: cakep, pendiem, tajir pula. Dulu aku cuma bisa ngeliat dari jauh, bahkan buat nyapa pun rasanya gak berani. Dia tuh kayak… gak kejangkau gitu. Beda liga.

Fast forward beberapa tahun, kami dipertemukan lagi — kali ini bukan di koridor sekolah, tapi dalam suasana perjodohan yang super canggung. Dia sekarang sedang menempuh S2 kedokteran. Makin keren, makin gak masuk akal.

Dan yang bikin kaget lagi:
Dia gak nolak dijodohin sama aku.

Awalnya aku pikir ini mimpi. Bayangin, orang yang dulu cuma bisa aku lirik dari jauh sekarang beneran mau kenal lebih dekat. Tapi setelah beberapa kali ketemu, justru aku yang mulai ragu.

Dia terlalu sempurna.
Dan yang lebih bikin berat: ibunya.

Ibunya dominan banget. Tiap kali ketemu, selalu komentar soal penampilan, latar belakang keluarga, bahkan cara aku bicara. Ada nada-nada sombong yang bikin aku ngerasa kecil, gak cukup baik buat mereka.

Lama-lama aku sadar, ini bukan tentang rasa suka waktu SMP. Ini tentang kenyamanan dan jadi diri sendiri.
Aku gak mau hubungan yang bikin aku harus selalu “menyesuaikan” demi diterima.

Akhirnya, dengan berat hati, aku bilang ke orang tuaku kalau aku mundur.
Bukan karena dia gak baik — justru karena dia terlalu baik, dan aku gak mau hidup dalam bayang-bayang ekspektasi keluarga besarnya.

Dan ya, dari situ aku belajar: kadang yang kelihatannya sempurna, bukan berarti cocok buat kita.

Sekarang gantian, kalian pernah nolak cowok karena alasan gak terduga?


Image by wal_172619 from Pixabay