Posted in

Di Balik Derita, Ada Cinta: Kisah Seorang Suami Melawan Kehidupan

Di Balik Derita, Ada Cinta: Kisah Seorang Suami Melawan Kehidupan
Di Balik Derita, Ada Cinta: Kisah Seorang Suami Melawan Kehidupan

Di sebuah kota metropolitan yang tak pernah tidur, hiduplah aku, Bima. Usia ku kini telah mencapai 43 tahun. Aku adalah seorang suami yang setia dan ayah yang penuh tanggung jawab. Selama 21 tahun, aku mengabdikan diri di sebuah perusahaan besar dengan sepenuh hati. Namun, pada tahun 2023, kenyataan pahit menerpa hidupku.

Tanpa peringatan yang jelas, perusahaan tempatku bekerja memaksaku mengundurkan diri. Alasannya sederhana tapi menyakitkan: usiaku telah menginjak kepala empat. Bukan karena performaku menurun atau karena kesalahan fatal, hanya karena usiaku dianggap tidak lagi produktif. Rasanya dedikasi puluhan tahunku terhapus begitu saja. Kesedihan menggerogoti hatiku, namun aku tetap berusaha tegar di depan keluargaku.

Beruntung, tak lama setelah itu, aku diterima bekerja sebagai Store Manager di sebuah perusahaan Singapura yang membuka lini minimarket buah di Jakarta. Harapan mulai menyala kembali dalam hidupku. Namun takdir kembali mempermainkanku. Perusahaan tersebut bangkrut dan menutup usahanya, membuatku kembali kehilangan pekerjaan.

Menganggur selama tiga bulan adalah masa terberat dalam hidupku. Uang tabungan semakin menipis, sementara cicilan rumah terus menghantui pikiran. Demi memenuhi kebutuhan keluarga, aku bekerja sebagai staf gudang di sebuah restoran. Sayangnya, gaji yang kuterima jauh di bawah UMR. Melihat kondisi ini, istriku pun ikut bekerja, berharap beban dapat terkurangi.

Namun, cobaan tak berhenti di situ. Tanpa alasan jelas, atasan tiba-tiba menurunkan posisiku dengan alasan pribadi. Kini, gajiku hanya tersisa dua juta rupiah. Tiap malam, aku melihat istriku menangis dalam diam. Tetesan air mata itu mengiris hatiku, membuatku merasa semakin terpuruk.

Aku mulai mempertanyakan hidup ini. Mengapa semuanya terasa begitu berat sejak menikah? Padahal sebelum pernikahan, segala sesuatunya berjalan lancar. Namun aku tahu, menyerah bukanlah pilihan. Aku terus berjuang, melamar pekerjaan ke berbagai tempat, sambil tetap menguatkan istriku bahwa semua ini pasti akan berlalu.

Di tengah malam yang sunyi, aku sering memeluk istriku erat-erat, berbisik bahwa aku akan melakukan apa pun demi mengubah nasib. Meski perih dan lelah mendera, aku bertekad untuk membuktikan bahwa badai pasti akan berlalu, dan kebahagiaan akan kembali menyapa keluargaku.


Photo by Jon Tyson on Unsplash